Perjalanan di minggu-minggu ini betul betul penuh hikmah beberapa begitu mengagetkan beberapa membuat luapan emosi negative beberapa meluapkan rasa empati namun semua memiliki benang merah yang sama akibat adanya “Luka Pengasuhan” yang masih terbawa sampai usia dewasa, sebagian diantaranya membuatnya terjerumus dalam lembah jalan yang jelas-jelas salah namun ia begitu bangga dan ga malu memerkan jalan salah yang di pilihnya, sebagian lagi menjadi karakter pribadi yang rela dimanfaatkan oleh orang lain dengan alasan ga pernah tega padahal beliau sendiri tau sedang dimanfaatkan oleh orang tersebut yang menyebabkan kerugian moril maupun materil bagi dirinya saat menceritakan apa yang terjadi selalu memiliki respon eror dengan luapan emosi kesedihan yang berlebih dan ternyata berasal dari memori saat di masa kecil.
Begitu berdampaknya memori pengasuhan di masa kecil pada karekter seseorang saat ia dewasa. Begitupun diri Kita saat ini adalah produk pengasuhan orang tua kita dahulu penting sekali mendeteksi ada tidaknya luka pengasuhan di masa kecil karena jika masih ada maka ia adalah hutang yang wajib diselesaikan, karena jika tidak ia akan menjadi sumber masalah saat menjalani hidup dimasa dewasa.
Segeralah detecki – obati – maafkan – basuh – sembukan karena jika di biarkan akan memiliki potensi meneruskanya pada anak kita jika ada luka maka segeralah putus rantai luka itu dan jangan diteruskan pada anak-anak kita bukankan kita sangat menginginkan yang terbaik untuk anak kita jangan biarkan ia memiliki luka yang sama saat seperti kita masih kecil dulu
Dua buah kejadian di minggu-minggu ini yang di temui bisa disimpulkan
Analisa Untuk studi kasus pertama yang di temui kenapa bisa memilih jalan yang jelas-jelas keliru namun bangga
- Ketauhidanya jelas RAPUH, kenapa bisa rapuh? Karena fitrah ketauhidanya tidak berkembang dengan baik, kenapa ga berkembang dengan baik? Disini yang paling berperan tentu kedua orang tuanya sejauh mana memiliki kesadaran denag penuh dan tidaknya akan tanggung jawab yang Allah berikan pada orang tua yang memiliki peran mendidik dan menumbuhkan fitrah ketauhidan tersebut
- Ia pasti kekosongan cinta dan kasih sayang dalam keluarga
Ketika ada yang datang menawarkan mengisinya ditambah ketauhidanya rapuh dan tidak adanya peran orang tua tentulah sangat potensial terjadi penyimpangan menerima apapun bentuknya tanpa melibatkan rasional dan keimanan karena cinta dan kasih sayang adalah fitrah kebutuhan paling mendasar
- Adanya kekecewaan mendalam pada orang-orang disekitarnya terutama keluarga
- Ia berjuang sendiri dalam kesepian saat ada yang peduli padanya meski melanggar ketauhidan pada Allah ia akan menyambutnya dengan mudah
Analisa Kasus kedua kenyataan yang ditemui
Kenapa tau sedang diperlakukan tidak baik, dimanfaatkan orang lain namun tetap membiarkannya dengan alasan tidak tega dan memberikan respon kesedihan yang berlebih
- Memiliki masa kecil yang pahit berjuang besar sendirian tanpa kehadiran orang tua
Bukan karena orang tuanya tidak ada, tapi orang tua yang tidak memperdulikan anak sendiri memilih mengurusi urusan pribadi dan kenyataanya tumbuh dalam pengasuhan orang tua yang berpisah kemudian masing-masing orang tuanya memiliki pasangan baru dan akhirnya beliau terabaikan berjuang keras sendiri sering mengalami kondisi tidak memiliki uang maupun makanan
- Masih punya luka pengasuhan yang belum terbasuh yang meski digali, ditemukan, di basuh dan di bayarkan
Pengasuhan lah menjadi kunci utama kebahagian, Anak usia 0-15 tahun sampai akil balihg dan mukalaf meski di isi dengan pengasuhan terbaik agar melahirkan generasi yang kuat kokoh keimanan ketauhidannya serta berkembang potensi nya untuk kemajuan generasi mendatang nan gemilang
Siapa yang paling berperan dalam pengasuhan? Ia adalah orang tuanya, Ayah dan ibunya, keluarganya.
Ayah dan ibu adalah yang paling bertangung jawab atas pendidikan dan pengasuhan anak secara langsung dan ini adalah tugas utama. Hal yang paling penting dalam pengasuhan adalah membentuk kebiasaan baik dan meningalkan kenangan. Selain dari tugas mendidik maka ia adalah tugas sampingan dalam rangka meluaskan manfaat setelah manfaat di keluarga tunai
Wallauhu alam
Sali Saputra
Seorang istri yang sholehah, ibu dari 3 anak yang sabar (belajar sabar dari anak-anak dan suamiya). Paling sering mengucap astagfirullah… you know kenapa ya??!!