Pengertian Parenting – Arti Kata dan Cara Mengaplikasikannya

Di jaman milenial ini banyak sekali bahasan tentang ilmu-ilmu parenting atau pengasuhan.

Dimana sudah banyak sekali para orang tua yang telah menyadari akanĀ  pentingnya ilmu pengasuhan ini demi memberikan pengasuhan terbaik untuk putra putrinya.

Tanpa harus meninggalkan luka pengasuhan yang akan berdampak pada perkembangan anak di masa yang akan datang.

Konsep Dasar Parenting

Arti dari kata parenting (pengasuhan) adalah :

  • Secara Etimologi

Pengasuhan berasal dari kata ā€œasuhā€œ artinya memimpin, mengelola, membimbing.

Pengasuh berarti orang yang melaksanakan tugas memimpin, mengelola atau membimbing.

Dalam bahasan kali ini, Pengasuhan yang dimaksud ialah mengasuh anak. Mengasuh anak maknanya ialah mendidik dan memelihara anak.

Mengurus sandang, papan, pangan dan keberhasilannya sejak awal dilahirkan sampai dewasa.

  • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : proses, cara, perbuatan mengasuh
  • Kemendikbud, Indonesia

Parenting adalah Proses interaksi antara orang tua dan anak dalam mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual sejak anak berada didalam kandungan sampai ia menjadi dewasa

  • Kamus : OXFORD

Pengasuhan adalah : The activity of bringing up a child as a parent. (Proses membesarkan anak yang dilakukan oleh orangtua)

Pengertian Parenting Menurut Para Ahli

1. Masud Hoghughi

(Masud Hoghughi adalah direktur dari Ā Aycliffe Centre for Children, County Durham Dan menyandang gelar sebagai anggota kehormatan sebagai Professor fakultas Psychology, University of Hull, Amerika)

Menyampaikan : Pengasuhan merupakan hubungan antara orang tua dan anak yang multidimensi dapat terus berkembang. Mencakup beragam aktifitas dengan tujuan :Ā  anak mampu berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik. Ā Oleh karenanya pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan pengasuhan sosial.

Dimana komponen dari kunci pengasuhan adalah:

  • Upaya memenuhi kebutuhan anak untuk kesejahteraan fisik, sosial dan emosionalnya. Dan melindungi anak, melalui menghindarkan dari potensi kecelakaan/ kondisi bahaya atau pelecehan.
  • Memberikan aturan dan memastikan bahwa aturan terkontrol serta mampu ditegakkan.
  • Mendukung anak, mampu mengembangkan potensi dalam dirinya Prinsip pengasuhan menurut Hoghughi tidak menekankan pada siapa (pelaku) namun lebih menekankan pada aktifitas dari perkembangan dan pendidikan anak.

2. Bunda Elly Risman ( Pakar dan Psikolog Anak)

Menurut Bunda Elly ada 7 pilar pengasuhan atau parenting

  • Orangtua harus sepenuhnya ada untuk anak (Tanggung Jawab Penuh)
  • Attacment (Kedekatan) : ā€œbukan sekedar dekat dan lengket kulit ke kulit tapi jiwa ke jiwaā€
  • Tujuan Pengasuhan jelas : diskusikan bersama pasangan analisis dan evaluasi
  • Atur Gaya Bicara (Bicara Baik-Baik) : tidak bohong, tidak membanding-bandingkan, selalu dengarkan perkataan anak perhatikan cara bicara & cari tau keunikanya
  • Pendidikan Agama : Mengajarkan agama merupakan kewajiban dan tanggung jawab orang tua sejak anak masih usia dini menanamkan kecintaan Pada Allah dan aktivitas ibadah
  • Persiapkan Pola Pengasuhan saat Anak Puber
  • Persiapan Anak masuk Era Digital Ajarkan Anak Menjaga Pandangan

3. Zulaehah Hidayanti (dokter, pegiat parenting dan penulis buku ā€œAnak Saya Tidak Nakal, Kokā€)

parenting artinya

Beliau memaparkan teknik dasar pengasuhan beliau mendefinisikan bahwa parenting bisa diartikan sebuah teknik membangkitkan ikatan yang kuat antara orang tua dan anak sehingga dapat membantu mewujudkan keluarga yang bahagia dan anak menjadi anak yang shaleh – shaleha serta menjadi anak yang cerdas.

pengertian parenting

Teknik tersebut ialah

PARENTING:

P = Pengasuhan Anak Yang Benar

A = Anak Adalah Anugrah

R = Redam Kemarahan

E = Empati mendengarkan

N = Notifikasi Pembicaraan dan Tindakan

Baca Juga :  Inilah Skin Care Oriflame Untuk Kulit Berminyak dan Berjerawat

T = Tanamkan Energi Positif

I = Istiqomah (Konsisten)

NG= meNGadakan Time out

  1. P = Pengasuhan Anak Yang Benar

Dalam sebuah puisi dari Dorothy Law Nolte, Ph.D. Dalam Bukunya Children Learn What They Live (Dalam Jalaluddin Rahmat [2001]) yang sudah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia.

Dalam puisi tersebut dijalaskan bahwa ā€œAnak Belajar Dari Kehidupanyaā€

Jika anak dibesarkan dengan celaan

Maka ia belajar memaki

Jika anak dibeserkan dengan permusuhan

Maka ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan

Maka ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan hinaan

Maka ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi

Maka dia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian

Maka ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan dorongan

Maka ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan

Maka ia belajar keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman

Dia belajar menaruh kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan dukungan

Maka ia belajar menyenangi dirinya

Jika anak dibesarkan dengan kasih saying dan persahabatan

Maka dia belajar menemukan cinta dalam kehidupanĀ 

Dalam uraian puisi diatas dapat disimpulkan bahwa karekter anak dibentuk dari bagaimana didikan orangtuanya, orang tua yang paling bertanggung jawab atas pengasuhan anaknya sendiri. Maka dari itu sangatlah penting menjadi orang tua yang baik dan benar dengan memahami pendekatan parenting agar mendapatkan bimbingan yang benar untuk mencetak anak-anak yang shaleh- shaleha.

Teknik pengasuhan yang di rumuskan oleh dr. Zulaehah dapat dirangkum sebagai berikut:

  • Menghormati dan menyayangi mesti berjalan pada dua arah
  • Yang utama adalah keinginan berubah dari dalam diri orangtua kita tidak mungkin bisa mengubah anak-anak jika kita sendiri sebagai orangtua tidak berubah
  • Orang tua adalah orang pertama yang harus merangkul anaknya sehingga orangtua menjadi terdekat dengan anak dan dipercaya oleh mereka.Ā 
  1. A = Anak Adalah Anugerah

Kita sebagai orang tua mesti menyadari betul bahwa anak adalah ANUGERAH, kita mesti ingat bahwa di luarsana ada banyak pasangan suami istri yang sangat mengidam-idamkan memiliki anak namun belum dikaruniai sudah sepatutnya kita mensyukuri anugerah yang telah allah beri dengan tidak membentak atau menukul mereka.

  1. R = Redam Kemarahan

Manusia dianugerahi nafsudan salah satunya rasa marah namun rasa marah ini mesti dikendalikan begitupun dalam menghadapi tingkah laku anak, sebagian orang tua belum mengerti akibat buruk dari rasa marah pada anak yang dilampiaskan pada kekerasan fisik dan mental, sebagian orangtua belum tau bahwa dengan marah-marah, membentak bahkan memukul anak itu sangat tidak bermanfaat untuk pendidikan anak hal tersebut malah akan menghambat perkembanganĀ  kecerdasan anak. Karena dampak dari kemarahan akan memancing perlawanan dan ketidakpatuhan anak karena fitrahnya manusia memiliki insting mempertahankan diri

Contoh teguran pada anak Cara konvensional:

ā€œhey, jangan menyobek buku bunda. Kamu nakal sekali. Tahu tidak kalau buku ini sangat mahal? Sana pergi jangan main di meja bunda

Dampak pada anak:

  1. Anak ingin sekali bikin kapal-kapalan terbang dari kertas, akhirnya yang ditangkap oleh anak orangtua melarangnya belajar berkreativitas
  2. Anak akan ingat julukan ā€œNakalā€ oleh ibunya sehingga jika diulang terus menerus akan betul-betul berperilaku sesuai julukan tersebut.
  3. Anak akan beranggapan bahwa dia bodoh ga bisa membedakan buku mahal atau tidak
  4. Anak merasa dibuang karena disuruh pergi menjauh

Contoh teguran dengan teknik parenting:

ā€œkakak, bunda marah kakak menyobek buku bunda. (dengan nada tegas) sekarang bunda kehilangan catatan penting. (nada sedih) (istirahat beberapa detik,kemudian dengan nada lembut dan senyuman) bunda tau kakak pintar kalau ingin buat kapal terbang, bagaimana kalau kakak memakai kertas bekas print atau kertas Koran (bunda memeluk kakak).

Dampak pada anak:

  1. Anak akan menagkap menyobek buku itu hal yang merugikan dan membuat sedih sekaligus marah ibunya
  2. Anak menangkap bahwa dia anak yang pintar
  3. Anak menangkap orangtua mendukung ia berkreasi
  4. Anak menangkap meski ibunya marah ia tetap disayangi
  5. E = Empati mendengarkan
Baca Juga :  7 Rekomendasi Toko Hoodie Oversize di Shopee Pria dan Wanita

Empati mendengarkan bisa didefinisikan Komunikasi dua arah

contoh:

ā€œkenapa sih kamu merengek terus? Udah, diam ah! (komunikasi satu arah)

Ganti dengan

ā€œadik, bunda tau adik ingin sesuatu, tapi kalau merengek bunda jadiĀ  tidak mengerti. Coba bilang adik ingin apa? Biar bunda bisa mengerti dan membantu adikā€

(komunikasi dua arah)

  1. N = Notifikasi Pembicaraan dan Tindakan

kita sebagai orang tua mesti memilah intonasi bicara dan tindakan dangan menghindari kata ā€œjanganā€

contoh:

ā€œkakak, jangan mencoret-coret dinding. Dindingnya jadi kotor, tahu!

Ganti dengan

ā€œwah anak bunda pintar sekali menggambar. Hebat! Coba kakak menggambar di kertas ini, biar terlihat lebih bagus. Kalau di dinding, rumahnya jadi kelihatan kotor, nanti gambar di kertas kita temple di dindingā€:

  1. T = Tanamkan Energi Positif

Hal yang sangat penting yang akan membuat banyak perubahan pada anak adalah dengan menanamkan energy positif, anak akan bergerak kea rah perilaku sesuai predikat yang di berikan.

Contoh Predikat positif

  • Anak pintar
  • Anak saleh
  • Anak yang baik hati
  • Anak yang suka membantu
  • Anak pemberani
  • Anak ramah
  • Anak yang suka berbagi
  • Anak kreatif
  • Anak jujur
  • Anak rajin

Buang predikat negatif

  • Anak nakal
  • Anak bodoh
  • Anak jahat
  • Anak malas
  • Anak penakut
  • Anak judes
  • Anak pelit
  • Anak pembohong
  1. I = Istiqomah (Konsisten)

Tanpa istiqomah anak-anak akan menganggap kita tidak sungguh-sungguh, contohnya menerapkan aturan tidak boleh jajan jika belum bisa memastikan seluruh komponen lingkungan anak ayah, ibu, kake nenek pengasuh dll menerapkan aturan tersebut maka sebaiknya tunda dulu penerapannya. Jika kenyataannya jajan dibolehkan oleh orang lain contoh kakek-nenek nantinya anak akan mengartikan hanya orangtuanya saja yang melarang sehingga jika ada kesempatan orang tuanya ga ada ia akan jajan.

  1. NG= meNGadakan Time out

Pada Anak yang benar-nenar tidak terkendali lakukan Time-Out , dengan cara memberikan peringatan terlebuh dahulu jika tetap berperilaku buruk berikan Time-Out, jika tidak merurut langsung tempatkan di tempat Time-Out dengan syarat:

  • Di kursi atau lantai
  • Di tempat yang tidak ada benda berbahaya
  • Bukan di tempat tidur karena nantinya anak malah tidur bukan menenangkan diri
  • Hening, tidak berisik
  • Tidak ada media hiburan dan alat elektronik
  • Tidak ada mainan
  • Tidak dikurung dikamar, jika ditempatkan dikamar biarkan pintu terbuka

Time-Out juga berlaku bagi orang tua untuk meredam emosi. Ini juga sebagai contoh untuk anak-anak.

Maka Apa inti Parenting itu? dapat simpulkan ParentingĀ ialah pola asuh, pola didik serta segala tindakan, teknik, upaya yang menjadi bagian dalam proses interaksi antara orangtua dan anak yang berlangsung terus-menerus yang dilakukan sejak awal anak dilahirkan hingga dewasa dalam rangka melindungi, merawat, mengajari, mendisiplinkan, memberi panduan. Sehingga nantinya menjadi anak yang pintar, cerdas, sehat, mandiri, bertanggung jawab berkontribusi baik dalam masyarakat serta melaksanakan nilai-nilai sebagai Hamba Allah yang taat.

Wallahuaā€™lam

Sali saputra

6 january 2020

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top