Sekolah dasar (SD) adalah tahapan awal anak menjalani proses pendidikan formal (tahap awal pendidikan wajib). Biasanya rentan usia anak masuk sd standar saat ini terbaru 2020 adalah untuk anak perempuan usia minimal 6,5th dan untuk anak laki-laki minimal usia 7 tahun per tanggal 1 juli saat pendaftaran SD buka.
Berbeda dengan jaman dulu anak usia 5th – 6th yang sudah memiliki kemampuan bisa baca boleh masuk SD. Untuk saat ini sudah tidak berlaku lagi karena menurut para ahli renta usia diatas 6 th adalah usia yang paling siap berkonsentrasi baik aspek fisik maupun psikologis jg sudah matang.
Alasan usia 6 tahun paling layak memasuki pendidikan SD :
Aspek Fisik
Disaat memasuki usia 7 tahun, kondisi fisik anak dianggap paling siap, pada usia ini pun anak sudah siap untuk diam di kelas sampai siang. Gerakan motorik anak sudah dianggap lebih bagus, otot dan sarafnya juga sudah terbentuk. Salah satu contohnya memegang pensil, anak usia 7th sudah lebih mampu jika harus menulis sendiri tanpa mesti memdapat bantuan dari orang dewasa ini akan memudahkan gurunya mengajar saat dikelas nantinya.
Aspek Psikologis
Dalam teori perkembangan, para ahli menyebutkan anak mulai bisa berkonsentrasi dengan baik saat ia berada pada usia 6 tahun keatas. Semakin bertambah usianya, kemampuan konsentrasi meningkat, mampu memilah materi. Rentang konsentrasi untuk usia sekolah biasanya sekitar 30-45 menit. Jika terlalu dini masuk SD pada umumnya masih memiliki masalah saat berada di kelas satu, karena fitrahnya ia belum siap untuk belajar berkonsentrasi. Ia masih mengembangkan keterampilan motorik kasarnya. dampaknya meskipun secara kemampuan intelektual sudah cukup mampu menyelesaikan soal-soal ia akan sulit untuk konsentrasi.
Aspek Kognitif
Saat akan masuk ke SD anak diharapkan sudah memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung dalam bentuk sederhana. Selain itu anak juga diharapkan mampu mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru, paham dan bisa mengerjakan soal-soal yang akan diberikan.
Aspek Emosi
Umumnya anak terlalu dini masuk SD dengan kemampuan cukup matang di bidang akademik. Namun biasanya aspek kematangan emosi dan kemandiriannya belum tumbuh secara maksimal. Umumnya pada jenjang SD anak tidak akan lagi akan mendapat perhatian seperti halnya pada jenjang TK. Ia diharapkanbisa mandiri dan juga tidak lagi terlalu tergantung pada orangtuanya. Jadi, masalah yang akan terlihat adalah anak bisa mengikuti pelajaran di sekolah, tapi di sisi lain, contohnya anak masih minta ditunggui ke toilet sekolah, gampang menyerah terhadap tugas yang diberikan, tidak mau mengerjakan PR karena masih lebih suka bermain dll. Alangkah baiknya kita sebagai orang tua tidak memaksakan kehendak pada anak. Biarkan anak juga yang menentukan. Karena Keberhasilan dan perkembangan anak juga ditentukan oleh keputusan awal memasukkan anak ke SD
Cara Cepat Mengajar Membaca Anak Kelas 1 SD
Kelas 1 SD adalah gerbang awal anak menjalani pendidikan wajib formal, oleh Karena itu anak mesti belajar dengan menyenangkan karena akan berpengaruh pada tingkat selanjutnya.
Salah satunya anak kelas 1 sd di upayakan sudah pandai membaca
Ada banyak metode membaca yang dapat digunakan oleh guru untuk mengajar membaca di kelas I SD.
Metode pembelajaran membaca yang terkenal, yaitu:
1. Metode Abjad
Mula-mula guru memperkenalkan huruf (abjad) kepada siswa: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z. Selain yang disajikan di papan tulis, masing-masing huruf tadi juga perlu ditulis dalam sebuah kartu berwarna warni (satu huruf satu kartu).
Langkahnya Guru memberikan contoh cara membunyikan huruf-huruf tersebut lalu siswa kembali menirukan. Mula-mula klasikal (seluruh kelas), selanjutnya dipecah-pecah lagi menjadi separoh kelas, seperempat kelas, per dua bangku, perbangku akhirnya perorangan, kembali ke perbangku, perdua bangku, seperempat kelas, separoh kelas, dan kembali ke seluruh kelas.
Siswa usia kelas 1 SD kemampuan mengingatnya sangat terbatas. Oleh karena itu proses pengenalan huruf ini sebaiknya diatur. Untuk awal pertemuan, jangan terlalu banyak huruf yang dikenalkan. Cukup tiga sampai lima huruf. Tidak berpindah mengenalkan ke huruf lain sebelum huruf yang dikenalkan sebelumnya benar-benar dipahami oleh siswa. Lakukan kegiatan ini terus menerus berulang-ulang sampai pada siswa benar-benar mengenal semerta memahami huruf-huruf tersebut.
Selanjutnya, kegiatan dapat ditingkatkan dengan membentuk kata. Pilih beberapa konsonan dan vokal, yang apabila digabungkan bisa menjadi kata yang bermakna. Misalnya: m a m a. Tempel atau tulis huruf m-a-m-a di papan tulis.
Tunjukkan kepada siswa bahwa kata itu dibaca mama. lalu tanyakan kepada siswa kata mama itu terdiri dari huruf apa saja, kemudian arahkan agar siswa dapat menyimpulkan sendiri bahwa apabila huruf m digabung dengan huruf a dibaca ma. Berikan juga contoh yang lain contoh papa, kaka dll.
Begitu seterusnya, guru mulai menggabung-gabungkan konsonan dengan vokal, sehingga seluruh vokal (a, e, i, o, u) bisa digunakan. Namun untuk konsonan tidak perlu diberikan semua. Huruf x dan z lebih baik diberikan belakangan.
Setelah siswa bisa membaca gabungan dua huruf konsonan-vokal, susunan bisa diganti menjadi vokal-konsonan. Misalnya: am, an, as, dan lain-lain. Setelah ini baru bisa dilanjutkan dengan tiga huruf (konsonan-vokal-konsonan). Misalnya: man, dan, bas, dan lain-lain.
2. Metode Kupas – Rangkai Suku Kata
Berbeda dari metode abjad, metode kupas-rangkai suku kata ini dimulai dengan pengenalan suku kata terlebih dahulu. Contohnya: mama. Kita perlu juga menjelaskan apa arti dari kata mama itu kepada siswa agar mereka mendapatkan makna dari yang dipelajari.
Kata mama kemudian kita dipisahkan menjadi dua suku kata yaitu kata ma dan kata ma ditulis terpisah dipisahkan dengan tanda strip “ma-ma”. tiap suku kata dikupas lagi menjadi huruf-huruf, sehingga siswa mengenal bahwa kata mama itu terdiri dari rangkaian empat huruf m–a–m–a.
Mengingat empat huruf ini tentunya lebih mudah bagi siswa daripada langsung mengingat empat huruf misalnya saku (sa-ku). Jadi, mulai dari yang mudah dan dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, maka mengajar siswa besar kemungkinan akan lebih berhasil.
Selanjutnya adalah mengenalkan rangkaian kata-kata yang lain, sehingga pada akhirnya siswa bisa membaca sebuah kalimat, misalnya: mama saya; ini bola saya dll
3. Metode Global
Berdasarkan Teori Gestalt, suatu kesatuan lebih bermakna dari pada bagian-bagian. Metode global dimulai dengan mengenalkan kalimat utuh kepada siswa.
Misalnya rangkaian kata: ibu makan nasi dengan disertai gambarya, anak membaca tulisan tersebut, kemudian baru guru menjelaskan huruf-huruf yang dirangkai membentuk suku kata, kata, dan kalimat. Kalimat dipilihkan yang sederhana dan pendek dahulu, agar siswa tidak mengalami kesulitan.
4. Metode SAS (Struktural Analisa Sintesa)
Metode ini dilaksanakan dengan menggunakan kartu kalimat dan papan flanel. Awal Mula guru menunjukkan gambar kepada siswa (boleh jg berupa benda asli). Misalnya guru menunjukkan bola kepada siswa, kemudian berkata, ”Anak-anak, ini bola.” kemudian siswa mengulangi kata-kata guru. ”Ini apa?” dan Siswa menjawab ”ini bola.”
jika siswa hanya menjawab kata bola saja, maka guru perlu membetulkan jawaban siswa tersebut, ”ini bola.” Guru meminta kepada siswa menirukan kata-kata guru kembali.
Kegiatan selanjutnya, guru menempelkan gambar bola di papan tulis. Di bawah gambar bola tersebut ditempelkan tulisan ”ini bola”. Dan Guru menunjukkan contoh membaca tulisan “ini bola” lalu siswa disuruh menirukan dan pastikan seluruh siswa memperhatikan.
Kegiatan elanjutnya adalah menganalisis kalimat “ini bola”, menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Setelah itu, huruf-huruf dikembalikan menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat (sintesa).
Berikut adalah contohnya : membaca kalimat, dengan tidak memperlihatkan gambar.
ini bola
i ni bo la
i -n -i b – o- l -a
i ni bo la
ini bola
Mengajar Anak SD di Rumah
Pada dasarnya metode atau cara mengajar anak SD tidak baku. Bisa disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Tepenting bisa membuat siswa enjoy serta happy dalam belajar.
Perlu diketahu cara berfikir anak SD masih kongkrit dalam belajar.
Mesti dibantu atau dikaitkan benda-benda nyata di sekitar. Orang tua di rumah mesti mengggabungkan kebutuhan dan gaya belajar anak yang memenuhi 3 gaya belajar : Visual, Auditorial, dan Kinestetik.
Oleh karena itu dalam pembelajaran mesti ada: gambar, benda nyata, tulisan, dan lain-lain (memenuku kelompok Visual); suara yang bisa didengar atau huruf, kata, kalimat yang bisa diucapkan (memenuhi kelompok Auditorial), dan siswa bisa melakukan manipulasi benda atau alat-alat pelajaran (unutk memenuhi kelompok kinestetik) pada akhirnya nanti akan terlihat bagian gaya belajar mana yang menonjol dan paling dominan pada anak dilihat dari mudah dan cepatnya anak menangkap pelajaran.
Gunakan Game
Fitrah anak adalah senang bermain dan permainan maka menggunakan metode pembelajaran untuk anak sd dengan games akan membuat anak senang dan semangat dalam belajar.
Contoh : menggunakan lagu dan gerakan badan untuk menghafal, game memori flashcard dll.
Cara Mengajar Anak SD Kelas 4 Dijamin Menyenangkan
Anak-anak pada usia Sekolah Dasar memiliki karakteristik tersendiri rasa jenuh dalam belajar sering kali dijumpai khusunya pada saat memasuki tingkat kelas 4 SD. Oleh Karena itu, kita perlu mengenali karakteristik anak supaya bisa menerapkan bagaimana cara mengajar yang tepat.
Berikut ini beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menciptakan suasana mengajar menyenangkan bagi anak.
1. Jalin interaksi sebelum belajar
Agar belajar menjadi lebih menyenangkan dan anak menjadi lebih siap belajar tanpa merasa terpaksa bisa dengan cara memulai menjalin interaksi bersama anak. kita bisa mulai untuk mengingatkannya saat anak masih bermain berbarengan dengan saat waktu belajar sudah tiba. Jadi, diperlukan “pancingan” terlebih dahulu agar anak menjadi lebih antusias untuk memulai belajar.
2. Bangkitkan semangat belajar anak
Sebelum proses belajar mengajar dimulai, cobalah untuk membangkitkan semangatnya dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti, bernyanyi sambil dibarengi gerakan atau meneriakkan yel-yel (ice breaking). Hal ini dimaksudkan agar nantinya anak lebih siap untuk belajar. Cara ini memang terkesan sederhana namun dampaknya lumayan sangat bagus untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.
3. Ajarkan manajemen waktu
Mengajarkan Anak mengelola waktu sejak dini merupakan hal yang penting, misalnya dengan membiasakan anak untuk belajar di pagi hari dan malam hari sebelum tidur. Harapannya, anak Anda bisa mulai belajar untuk mengatur waktu belajarnya sendiri. Cara ini mungkin terlihat sepele, tetapi dampaknya sangat besar bagi anak agar bisa memanfaatkan waktu dengan baik.
4. Belajar bersama teman sebaya
Anak SD biasanya akan lebih senang ketika belajar bersama dengan teman-temannya. Jadi, kita bisa meminta anak untuk mengajak teman-temannya belajar bersama. kita pun bisa ikut mengawasi bagaimana cara mereka belajar bersama. Dengan cara ini, anak bisa belajar dan merasakan langsung bahwa bekerjasama itu penting.
5. Lakukan praktik
Melakukan Praktik secara langsung apa yang dipelajari merupakan cara mengajar anak SD kelas 4 yang mudah untuk mereka pahami. Hal ini karena anak-anak lebih tertarik ketika diberikan contoh langsung saat belajar. Gambaran cara ini adalah seperti mengajarkan arah mata angin. Kita bisa meminta anak-anak untuk menunjukkan setiap arah mata angin tersebut.
6. Gunakan media audio visual
Untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan anak saat belajar, sesekali kita bisa memanfaatkan fasilitas audio visual. Manfaatnya, anak bisa lebih tertarik untuk menyimak pembelajaran dengan menggunakan teknologi ini. Contohnya seperti, menggunakan proyektor untuk menunjukkan materi, disajikan dalam bentuk video ataupun bentuk animasi. Dengan langkah ini, harapannya anak akan lebih bersemangat dan makin tertarik untuk belajar.
7. Belajar dan menggambar
Beberapa anak tertarik pada dunia seni, baik menggambar maupun mewarnai. Akita bisa memanfaatkan media seni ini untuk menjelaskan materi yang sedang diajarkan dan dipelajari. Jelaskan sambil menggambar obyek yang tengah dipelajari. Cara ini akan membuat materi belajar lebih mudah untuk melekat dan direkam pada otak anak.
Sekian sharing kali ini tentanga beberapa cara mengajar anak SD yang efektif dan bisa kita terapkan dengan mudah, tak lupa tetap mesti menyesuaikan dengan karakteristik anak dan cara belajarnya, sehingga suasana belajar yang tercipta begitu asyik dan menyenangkan.
Semoga bermanfaat
Salam hangat
Sali Saputra ^_~
Seorang istri yang sholehah, ibu dari 3 anak yang sabar (belajar sabar dari anak-anak dan suamiya). Paling sering mengucap astagfirullah… you know kenapa ya??!!